Kumpulan Karya ROFI NURROHMAH
Beberapa Karya Siswa Kelas XI IPS 1 ROFI NURROHMAH, berupa Puisi dan Cerpen diantaranya adalah :
- Puisi
WISATA ALAM
Karya: Rofi Nurrohmah
Bekasi
Alam indah ciptaan Tuhan
Alam buatan karya kreatif dan kecanggihan
Dengan ilmu teknologi berkemajuan
Terciptalah yang tiada menjadi ada dan menawan
Bekasi
Bidikan seribu mata
Kau kaya tempat-tempat wisata
Kau siap memanjakan mata
Bagi seluruh penikmatnya
Bekasi
Bukan hanya Bandar Gebangmu
Yang penuh sampah aroma meracuniku
Tapi kau punya panorama memikat kalbu
Tak hanya gedung megah
Tak hanya mall yang mewah
Tapi kau punya bentangan sawah
Dengan hijau yang menenangkan jiwa-jiwa gundah
Bekasi
Kau telah menaklukan hati ini
Kau memikat fokus netra ini
Tak lagi aku kesana-kemari
Bekasi
Dengan suguhan wisata alam
Membuat keluarga senang dan nyaman
Mereka nikmati pesonamu berjuta alam
Bekasi yang damai dan tenteram
Jembatan Cinta
Jalan layangmu di sana
Sering menyimpan kisah-kisah cinta
Menautkan satu rasa
Pantai Pakis
Yang tetap utuh tak terkikis
Tak hanya misteri pesawat yang tragis
Tapi dengan wisata mangrove elok terlukis
Taman Limo
Tak hanya danau yang berkilau
Dengan saung-saung apungmu yang memukau
Hapus asa yang sedang galau dan risau
Rumah Pohon
Yang terpajang dalam rimbun dedaunan
Yang terlihat antik dengan sedikit panjatan
Yang mampu mengalihkan pandangan
Taman Sehati
Taman berhiaskan bunga warna-warni
Dengan pernak-pernik berbentuk hati
Jauh besar melingkar menandai
2. Puisi
KELUH BUMI
Karya: Rofi Nurrohmah
Di balik tirai malam
Sepasang mata menerawang semu
Menatap nastabala yang redum
Menghadırkan rintikan peluh bumi yang pilu
Bumantara kian jadi saksi tiap raga yang tumbuh
Begitu banyak insan yang angkuh
Sangat acuh pada bumi yang rimpuh
Terlena akan bui dunia yang palsu
Sudah begitu banyak derita
Perparah dengan siksa
Asap hitam mungkin kian melangit
Air mengalir mengeruh mengaduh
Jika Ia bisa bicara
Mungkin mengumpat berjuta sumpah serapah
Melontarkan amarah lama terpendam
Mengerang setiap lara yang diam tertahan
Jika Ia diberi kuasa
la tak akan segan membenamkan tiap insan
Menghantamkan hingga ujung bumi yang terdalam
Bagi mereka yang tak kenal kasih sayang
Hidup itu bagai dalam lingkaran
Saling mengait menyatukan
Saling melindungi dengan kasih sayang
Saling membutuhkan
Perlakukan bumi dengan baik
Mereka akan baik
Jaga dia
Dia pun akan menjagamu
Itulah hukum kehidupan
3. Puisi
PESONA MALAM
Karya : Rofi Nurrohmah
Terbaring menerawang bayang
Membawa angan seakan melayang
Menikmati sinar rembulan yang terang
Menenteramkan atma yang tengah bimbang
Cahya gemintang membidik tajam
Bagai pesona magnet yang indah
Menjebak insan yang larut dalam tatap
Mengancam membelenggu memerangkap
Senyum sabitmu yang memikat
Menggetarkan asa tanpa sapa
Menghadirkan beribu macam intuisi
Lalu memberikan harap dalam sepi
Hembusan angin yang harmoni
Menghantar berjuta kenang dalam mimpi
Meski menunggu hadirmu beribu durasi
Aku akan tetap menanti
4. Cerpen
PUZZLE GOTONG ROYONG
Pada dini hari saat fajar mulai menjemput mentari, suasana di rumah Wawan terasa damai. Seperti biasa, seluruh anggota keluarga sudah bangun untuk melaksanakan salat subuh berjama’ah lalu dilanjutkan doa bersama.
Setelah selesai, ayah Wawan duduk – duduk di sofa untuk minum teh hangat ditemani pisang goreng. Tampak Pak Sultan, ayah Wawan memegang Hp dan mengetik sesuatu. Tak lama kemudian berbicara sendiri sambil membaca tulisan di Hp.
“Bagaimana caranya ya, agar semua warga sadar tentang pentingnya kebersamaan? Kerja bakti saja pada izin,” kata Pak Sultan.
“Ada apa, Ayah?” tanya Wawan.
“Ini lho, warga diingatkan untuk kerja bakti malah banyak yang izin. Apa dikira dengan memberikan gorengan itu cukup mengatasi masalah,” jawab ayah Wawan.
“Sabar ya, Ayah! Warga sini belum terbiasa karena Pak RT sebelumnya terlalu sibuk sehingga jarang ada kegiatan,” sahut Wawan.
“RT 15 RW 09 Griya Mulya ini, nenek dengar- dengar ketua RT-nya baru ganti sekali ini, nah ini tanggung jawabmu untuk mengubah sedikit demi sedikit,” kata nenek menambahkan.
Nenek kembali menuju dapur untuk memasak sarapan. Wawan dan ayahnya kembali melanjutkan obrolan.
“Dulu saat nenek dan ayahmu masih tinggal di desa, suasana di pedesaan sangatlah berbeda dengan di kota,” kata nenek sambil membawakan dua piring nasi goreng.
“Berbeda apanya Nek?” tanya Wawan.
“Jadi, kalau di desa itu semua warga tertib dan rajin dalam menjalankan gotong royong kerja bakti, dulu juga para warga pekerjaannya mayoritas petani sehingga mereka masih ada waktu untuk kegiatan sosial,” jawab nenek.
“Iya ya Nek, setelah Wawan pikir – pikir orang kota yang sudah berkehidupan modern berbeda. Mereka menjadi lebih sibuk dengan kehidupannya yang baru. Jadi, mereka lupa dan menjadi jarang untuk bekerja bakti,” sahut Wawan.
Esoknya pada hari Minggu, kerja bakti pun dilaksanakan. Namun, Pak RT terlihat sedikit kecewa karena kerja bakti perumahan Griya Mulya RT 15 RW 09 hanya diikuti sebagian warga bahkan bisa dihitung dengan hitungan jari saja.
Walaupun hanya sedikit, kerja bakti tetap berjalan lancar dan tertib. Kegiatan yang dilakukan saat kerja bakti seperti membersihkan selokan, membakar sampah, dan membenarkan gapura gang perumahan.
Saat waktu beristirahat tiba, bapak – bapak yang tadi bekerja bakti duduk – duduk di bawah pohon mangga depan rumah Pak RT yang sudah digelar tikar. Mereka di sana duduk dan makan bersama. Sebagian besar makanan yang disediakan adalah buatan ibu – ibu komplek.
“Kapan kita bisa mencicipi mangga Pak Sultan?” tanya salah satu tetangga.
“Nanti kalau sudah matang,” sahut Pak Sultan.
Mereka beristirahat sambil berbincang ringan. Waktu zuhur pun tiba. Mereka yang mayoritas beragama islam bersiap menuju ke masjid untuk melaksanakan salat zuhur termasuk Wawan dan teman – temannya. Selesai salat zuhur, di perjalanan Pipit melihat wawan yang terlihat sedang berpikir. Ia pun menghampirinya. Pipit adalah tetangga sekaligus teman dekat Wawan.
“Oy!” teriak Pipit mengagetkan Wawan.
“Astagfirullah, Astagfirullah,” Wawan teperangah sambil mengelus dada.
“Hahaha, maaf Wan. Lagian melamun terus, nanti kesambet lho! kamu mikir apa sih, Wan? Kalau ada masalah cerita saja.” ujar Pipit.
“Nggak ada masalah kok, Cuma aku lagi mikir betapa hebatnya ayahku walaupun cuma jadi ketua RT,” kata Wawan.
“Oooh, terus?” tanya Pipit meminta kelanjutan cerita Wawan.
“Ya kan kamu tahu sebelum ayahku jadi ketua RT, belum dan jarang sekali ada organisasi yang bisa membangkitkan rasa kebersamaan. Setelah ayahku jadi ketua RT mulai diprogramkan kegiatan untuk kebersamaan seperti pengajian RT, kerja bakti, ronda, senam pagi setiap minggu, dan seperti kegiatan peringatan hari – hari besar dan nasional yang sebelumnya tidak ada,” jelas Wawan dengan panjangnya. Jadi agak berat dan butuh perjuangan. Ibaratnya sedang menyusun puzzle dari tradisi gorong royong yang sudah dilupakan warga.
“Iya ya Wan, setalah aku pikir – pikir ayahmu itu hebat, beliau cocok menjadi ketua RT karena ayahmu itu teladan dan punya jiwa pemimpin,” balas Pipit.
“Terima kasih, Pit,” mereka pun berpisah.
Pada hari Minggu, 4 Agustus 2019 anak – anak karang taruna dikumpulkan di rumah Pak RT setelah ba’da isya. Mereka dikumpulkan di sana untuk membahas tentang peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang akan berlangsung minggu depan. Apa saja lomba yang akan dilombakan, dekorasi yang digunakan untuk menghias sekitar komplek perumahan, pedirian tenda, penampilan pada malam puncak, hadiah untuk para pemenang,dan lain – lain.
“Pit, kamu harus rajin menagih uang kas anak karang taruna supaya cukup dan siapkan dari minggu sekarang agar tidak mendadak,” pesan Pak RT.
Pipit membalas dengan anggukan.
Sabtu, tepat pada tanggal 17 Agustus 2018 perayaan dan peringatan hari kemerdekaan berlangsung lancar dan meriah. Banyak anak – anak serta para remaja yang menyukai perlombaannya. Pada malam puncak pun tak kalah meriah dari acara dan perlombaan yang berlangsung pada Sabtu kemarin. Penampilan yang ditampilkan anak – anak dan para remaja sangat memukau, ibu – ibu dan bapak – bapak pun tak kalah keren dalam penampilannya. Tetangga dari komplek sebelah yang juga ikut melihat merasa kagum dan memuji komplek perumahan Wawan.
“Wah acaranya menarik ya, anak – anak karang tarunanya juga disiplin dan bertanggung jawab mengatur acara,” puji salah satu tetangga dari komplek lain.
Gotong royong dan kerja sama yang dilakukan Pak RT dengan anak karang taruna dapat mempermudah dan mengoorganisir kegiatan acara peringatan hari – hari besar dan nasional dengan rapi dan lebih lancar.
Dua minggu setelahnya, komplek perumahan Wawan akan ada hajatan pernikahan anak tetangga. Ayah Wawan alias Pak RT bekerja sama kembali dengan warga untuk memeriahkan acara hajatan ini. Bapak – bapak komplek bekerja bakti kembali membersihkan lingkungan sekitar komplek agar tamu – tamu nyaman dan mengagumi komplek mereka. Selain untuk menjaga kebersihan dan terhindar dari penyakit.
Seperti itulah perubahan yang terjadi setelah ayah Wawan menjadi ketua RT. Banyak program kegiatan gotong royong yang awalnya tidak terlaksana menjadi terlaksana.
Membangun suatu kebiasaan yang sudah terlupakan butuh kesabaran dan sesuatu yang sering dilakukan akan menjadi suatu kebiasaan. Dengan berjalannya waktu tampak perubahan besar pada warga RT 15 RW 09 Griya Mulya, mereka sangat mudah dikumpulkan untuk melakukan sesuatu secara bersama seperti bergotong royong dalam kerja bakti, peringatan hari besar, dan lain – lain.
Program yang dipimpin Pak Sultan terbilang berhasil walaupun belum 100%. Semua yang dilakukan secara gotong royong atau bersama – sama itu sangatlah ringan. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan persatuan dan kesatuan dalam budaya kebersamaan terutama bergotong royong.